Senin, 06 April 2015

si stan perusak sepak bola ternyata korupsi

semoga saja pengganggu persepak bolaan indonesia satu persatu hilang. dan di gantikan oleh orang -orang yang profesional

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyebut ada koruptor besar di Jawa Timur. Namun, ia mengatakan, KPK sulit menembus dan menemukan bukti karena modus kejahatan itu sangat canggih dan tak berbekas, sehingga KPK sampai sekarang tidak mampu mengusut kejahatan koruptor besar di Jawa Timur itu.
Pernyataan Samad tersebut diucapkan dalam sebuah seminar politik kebangsaan di kantor International Conference of Islamic Scholars (ICIS), di Jakarta, pada Kamis (12/12). Menanggapi pernyataan Ketua KPK, Gubernur Jawa Timur Soekarwo langsung memanggil Kepala Inspektorat Daerah Jawa Timur keesokan harinya, Jumat (13/12).

Namun, sampai hari ini belum diketahui apa hasil pertemuan antara Gubernur Soekarwo dengan Kepala Inspektorar Jawa Timur tersebut.
Seakan-akan memberi petunjuk, Ketua KPK Abraham Samad kembali membuat pernyataan bahwa koruptor kelas paus di Jawa Timur yang dia maksudkan dalam pernyataan pada Kamis itu bukan pejabat negara atau pegawai negeri sipil (PNS) pada Pemerintah Daerah Jawa Timur.
Penjelasan Samad itu semakin membingungkan masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur. Beberapa nama oknum terduga koruptor kelas paus di Jawa Timur mulai bermunculan, antara lain pengusaha besar dan tokoh Jawa Timur berinisial LNM.

Seorang tokoh ulama Jawa Timur yang dihubungi ASATUNEWS.com menduga koruptor yang dimaksud Samad adalah LNM, pengusaha besar Jawa Timur yang dijuluki Penguasa Proyek Jatim. Tokoh ini adalah mantan tim sukses Soekarwo pada pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2013. Pada pemilihan Gubernur Jawa Timur sebelumnya, yakni tahun 2008, tokoh ini adalah tim sukses calon gubernur Khofifah Indar Parawansa, namun saat putaran terakhir membelot ke kubu Soekarwo.

Ulama besar yang tidak mau dicantumkan namanya tersebut menjelaskan, LNM dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo memiliki kesepakatan khusus, terutama mengenai penguasaan dan pengaturan proyek-proyek APBD dan Non-APBD di Jawa Timur.

Menjawab pertanyaan ASATUNEWS.com mengenai apa maksud tersembunyi dari pernyataan Ketua KPK yang disampaikan secara terbuka itu, ulama tersebut menyebutkan adanya kemungkinan pernyataan Abraham Samad itu ada kaitannya dengan perintah atau arahan pihak istana pasca-Samad membuat acara peringatan Hari Antikorupsi Se-dunia pada Senin lalu (9/12) di Istana Negara, Jakarta, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Pasti ada hubunganya dengan acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang diselenggarakan di Istana Negara. Mungkin Ketua KPK mendapat informasi dan arahan dari Presiden SBY langsung. Sangat mungkin salah satunya adalah mengenai sepak terjang LNM di Jawa Timur," ujarnya.
Ketua KPK Abraham Samad memang terlihat bercakap-cakap sangat serius dengan Presiden SBY setelah acara puncak peringatan Hari AntiKorupsi Sedunia, Senin lalu itu. Apakah salah satu materi pembicaraan Ketua KPK Samad dan Presiden SBY itu terkait dengan informasi mengenai adanya koruptor besar di Jawa Timur yang tidak tersentuh hukum? Hal itu masih merupakan misteri.
Sesuai catatan kinerja KPK sepanjang tahun 2012 sampai Desember 2013, KPK memang terbukti tidak pernah mengungkap kasus korupsi di Jawa Timur, seolah - olah Jawa Timur bebas dan bersih dari tindak pidana korupsi di birokrasi pemerintahan, di proyek - proyek APBN dan APBD serta di semua sektor kehidupan masyarakat Jawa Timur.
"Faktor LNM yang sangat dekat dengan penguasa Golkar dan pihak Istana menjadi penyebab sulitnya aparat hukum di daerah dan pusat untuk mengusut dan menindak kasus korupsinya yang menggurita di Jawa Timur," ungkap ulama tersebut dengan nada prihatin.
Namun, Abraham membantah kesulitan KPK dalam mengusut korupsi-korupsi di Jawa Timur dan menyatakan KPK sudah memperoleh informasi terkait kasus dugaan korupsi di daerah itu. KPK akan mengusut jika telah ditemukan petunjuk dan alat bukti yang cukup.
Koruptor di Jawa Timur itu, kata Abraham, masuk dalam kategori kelas berat karena melakukan korupsi secara rapi dan tak meninggalkan jejak. Semua kejahatannya, kata Abraham, dirancang sedemikian rupa untuk mengantisipasi adanya penelusuran KPK.
"Kalau yang lain itu pemula, merampok meninggalkan jejak. Kami paham, semoga kami diberi petunjuk oleh Tuhan untuk ungkap kejahatan canggih dan ditutup-tutupi," ujar Abraham, Kamis (12/12).

0 komentar:

Posting Komentar