Senin, 03 Desember 2018

belajar buruknya roda organisasi di pssi, semoga di tahun 2019 lebih baik lagi

persatuan sepak bola indonesia. sepertinya tidak punya program. dan cara berpikir yang instanst . untuk mencapai sebuah prestasi di tingkat dunia. indonesia selalu saja gagal pada level aff. untuk tingkat senior walaupun pada tahun 2018 pssi sudah berhasil memberikan gelar untuk pssi u16. tetapi itu toh berasal dari bung yuke yang mewadahi sebuah kompetisi untuk anak muda dibawa 16 tahun .sehingga garuda nusantara dapat memberiakn gelar untuk tahun ini. dan juga ada dua kelompok umur yang sekarang ini lagi berkembang cepat yaitu kelompok umur u16 , dan juga kelompok umur untuk u19 yang hampir tinggal satu pertandingan saja dapat lolos ke pialan dunia

sepertinya pssi dalam memberikan kas masuk pada keuangannya adalah dari denda - denda yang diperoleh dari para peserta liga 1 yang sering melakukan denda. seperti pada minggu ini mereka sepertinya akan dapat uang lagi dari pelangganaran - pelanggaranyang dilakukan oleh baliunited. bali united berhasil dikalahakan oleh persija jakarta dengan skore 2-1.

flare dinyalakan oleh pendukung  bali united oleh serdadau tridantu. sehingga untuk menjadi bahan dari komisi disiplin pssi untuk menjatuhkan denda. dari pssi ini kita harus belajar bahwa sistem pssi itu masyarakat yang mendiamkan karena kita tidak punya kekuasaan untuk mengganti kepengurusahan pssi. dan hanya kretik saja dan masukan yang bisa diberikan kepada pssi itu sendiri.

seperti mafia wasit dan pengaturan skor. tetapi gebrakan yang dilakukan oleh pssi saat ini telah menghasilkan sebuah pertandaingan yang enak di tonton wasit-wasit yang diturunkan sekarang lebih mudah jika dibandingan dengan kompetisi - kompetiis sebelumnya. adanya protest juga sudah berkurang. ini membuktikan bahwa perbaikan kearah kompetisi yang lebih untuk sepak bola indonesi lebih baik lagi.

tahun 2018 memang banyak sekali event sepak bola di indonesia. tentu saja sebagai suporter saya secara pribadi ingin melihat tahun 2018 ini di tutup dengan juaranya indonesia pada gelaran piala aff tahun 2018 ini. tetapi badai itu telah ada sejak luis milla gagal membawa timnas indonesia gagal di semifinal asian game. walaupun hasil kerja keras luis milla nampak pada cara bermain timnas yang penuh semangat. tetapi caretaker yaitu bima sakti tidak bisa meneruskan filosofi sepak bola indonesia . tinggalan dari luis milla. sebagai supproter timnas tentu saja saya hanya bisa terdiam ketika indonesia harus kala dengan skor 4-2 dengan thialan apa yang bisa dipelajari disini adalah

pssi tidak mempunyai grand design akan seperti apa sepak bola indonesia. dari sisi industri dan juga hiburan akankah indonesia bisa lebih baik dari beberapa negara asian yang tentu saja berbeda wilayah dengan indonesia tentu saja biaya kompetisi di indonesia lebih mahal daripada negara-negara lain yang ada dikawasan asia tentanggara. 

0 komentar:

Posting Komentar